Zahratie,
Senyumnya menghias tabir waktu,
Walau perit,
Walau sakit,
Lakar bibirnya tetap terukir,
Pandangan matanya tetap bersinar,
Walau sembilu terpalit di lubuk hati.
Zahratie,
Hadirnya terpancar sebuah coretan,
Datangnya terbeban berbagai kisah,
Dari ceritera derita,
Dia bertarung melawan resah,
Dari lembaran gundah,
Dia bangkit melawan arah,
Dia kemboja,
Yang patahnya berganti lara.
Zahratie,
Bunga desa yang kecil ilmu,
Di dadanya terperam ribuan tanda tanya,
Dia seringkali diterjah,
Dengan bicara berunsur hina,
Kata bersalut sindiran duka,
Kata bersalut sindiran duka,
Bingkisan bersadur hiba.
Zahratie,
Merah pipinya mendatang fitnah,
Lantaran salah mengerti makna,
Khilaf tidak bertanya,
Sedang dia menahan derita,
Antara kurniaan yang harus dijaga,
Umpama Humaira’,
Anugerah yang ada,
Disyukuri jua.
Zahratie,
Hatinya haus mencari kasih,
Dari Allah yang mencipta segala,
Namun manusia,
Silap dalam memberi erti,
Dia terluka buat kesekian kali,
Antara menjaga hati,.
Dan juga menjaga diri.
Zahratie,
Kini airmata jadi teman duka,
Di sisinya,
Allah sentiasa ada,
Dia masih mengharap,
Suatu masa,
Dikurniakan seorang insan,
Yang mampu membimbing hati,
Untuk menjadi lebih kuat,
Berjuang berdakwah,
Demi Islam tercinta,
Walau dipelukannya,
Ilmu masih kecil,
Dengan harapan,
Ia mampu dikongsi.
Zahratie,
Kini dia masih terkulai layu,
Mencari ribuan kekuatan,
Yang akan mendamping jiwa sasa,
Takkan pernah hanyut,
Walau sesekali tersasar,
Dia berkali bangkit,
Walau bahangnya terasa perit.
Salam Juang Dari Zahratie...
Nukilan : Zahratie
1025
13042010
0 ulasan:
Catat Ulasan